Halaman
Bab 4 Sistem Gerak pada Manusia
53
Bab
Bab
Sistem Gerak pada Manusia
4
4
Peta Konsep
Kelainan dan penyakit pada sistem gerak
Gangguan persendian
Gangguan tulang
Gangguan otot
Otot
Gerakan antagonis
Macam-macam otot dan mekanisme geraknya
Persendian
Skeleton
Pembentukan tulang
Bentuk tulang
Kerangka tubuh manusia
Sistem gerak pada manusia
Biologi untuk SMA/MA kelas XI Program IPA
54
Tanggapan terhadap rangsangan yang datang dari dalam
maupun luar akan menimbulkan pergerakan baik pada
tumbuhan, hewan, atau manusia. Gerak pada tumbuhan sulit
diamati, sedangkan pada hewan dan manusia terlihat jelas.
Pergerakan pada hewan dan manusia merupakan perpaduan
antara sistem rangka dan sistem otot. Rangka yang merupakan
serangkaian tulang-tulang yang saling berhubungan melalui
persendian dapat bergerak, karena digerakkan oleh otot yang
melekat pada tulang. Oleh karena itu, rangka disebut sebagai
alat
gerak pasif
. Sedangkan, otot yang menggerakkan rangka disebut
alat gerak aktif
. Setelah mempelajari bab ini, kamu akan mengetahui
struktur, fungsi dan kelainan pada alat gerak manusia. Mari
cermati uraiannya.
Kerangka Tubuh
Manusia
A
Sebagian besar kerangka terdiri atas bagian bagian keras
dan kaku, kecuali pada persendian. Komponen yang paling
lazim terdapat di dalam kerangka adalah senyawa kalsium.
Pada banyak kerangka avertebrata, kalsium terdapat sebagai
kalsium karbonat, sedangkan pada vertebrata sebagai kalsium
fosfat. Selain itu, terdapat pula zat-zat lain, seperti garam-garam
magnesium dan strontium.
Kerangka dapat terdiri atas zat organik khusus, seperti
kitin dan kolagen, atau kompleks zat organik dan anorganik.
Kompleks ini sangat kuat, karena zat anorganik tahan terhadap
tekanan, dan komponen organik tahan terhadap tegangan dan
memberi elastisitas.
Rangka pada tubuh manusia merupakan rangka
endoskeleton, yaitu rangka yang terdapat di dalam tubuh. Rangka
berfungsi untuk melekatnya otot rangka, sebagai alat gerak pasif,
melindungi organ-organ tubuh yang lemah, menunjang tubuh,
memberi bentuk tubuh, tempat pembentukan sel-sel darah, dan
sebagai tempat penimbunan mineral.
1. Bentuk Tulang
Rangka adalah susunan tulang-tulang dengan sistem
tertentu. Berdasarkan bentuknya tulang-tulang yang menyusun
rangka tubuh dapat dibagi menjadi empat macam, yaitu:
a.
Tulang pipih
Tulang pipih berbentuk pipih, contohnya adalah tulang
rusuk, tulang belikat, dan tulang tengkorak. Tulang pipih
memiliki dua lapisan tulang kompakta yang disebut
lamina
eksterna
dan
interna osiskrani
yang dipisahkan oleh satu lapisan
tulang spongiosa yang disebut
diploe
.
Gambar 4.1
Gerakan pada manusia
Sumber: Image.google.co.id
Bab 4 Sistem Gerak pada Manusia
55
b.
Tulang pendek
Tulang pendek berbentuk kubus atau pendek tidak
beraturan, contohnya ruas-ruas tulang belakang, pangkal
lengan, dan pangkal kaki. Tulang ini memiliki inti tulang
spongiosa yang dikelilingi tulang kompakta.
c.
Tulang pipa
Tulang pipa terdiri atas epifisis (bagian ujung tulang yang
membesar seperti bongkol) dan diafisis (bagian tengah tulang
di antara dua epifisis). Di antara diafisis dan epifisis terdapat
tulang rawan berbentuk lempengan atau cakram epifisis. Jika
cakra epifisis masih aktif, maka tulang pipa masih dapat
memanjang. Cakra epifisis tidak aktif lagi sekitar umur
20 tahun.
d.
Tulang tak berbentuk
Tulang tak berbentuk memiliki bentuk yang tidak teratur.
Tulang ini tidak memiliki bentuk, seperti pipa, pendek, atau
pipih. Contoh tulang tak berbentuk, yaitu wajah dan tulang
belakang.
Selama perkembangan embrio, sebagian besar kerangka
manusia terdiri atas tulang rawan atau kartilago. Kartilago
berwarna transparan dan lebih lentur. Setelah dewasa, tulang
rawan diganti dengan tulang. Tulang ini disebut tulang
pengganti tulang rawan. Selain tulang tersebut, pada manusia
dewasa juga terdapat tulang dermal yang berkembang di dalam
atau tepat di bawah kulit tanpa melalui tahap tulang rawan.
Kedua jenis tulang ini (tulang pengganti tulang rawan dan
tulang) secara histologis adalah sama, tetapi hanya berbeda cara
perkembangannya.
Awal pembentukan rangka berupa tulang rawan, pada
manusia terbentuk secara sempurna pada akhir bulan kedua
atau awal bulan ketiga pembentukan embrio. Rangka tulang
rawan dibentuk oleh jaringan mesenkim yang mengalami
osifikasi atau penulangan.
Osifikasi adalah pembentukan tulang rawan menjadi tulang.
Osifikasi dimulai dari pembentukan sel-sel osteoblas (sel
pembentuk tulang) pada rongga yang ada di tengah tulang rawan.
Pembentukan tulang ini bertahap dari dalam ke luar. Sel-sel
osteoblas juga menempati jaringan pengikat yang ada di sekeliling
rongga. Sel-sel tulang ini mengelilingi saluran haversi yang berisi
pembuluh darah kapiler arteri, vena, dan serabut saraf membentuk
satu sistem yang disebut
sistem havers
. Pembuluh darah sistem
2. Pembentukan Tulang
Gambar 4.2
Struktur tulang pipa
artikulasi
Cakra epifisis
Tulang spons
Rongga sumsum
tulang
Endosteum
Periosteum
artikulasi
Epifisis
Diafisis
Epifisis
Sumber: Image.google.co.id
Biologi untuk SMA/MA kelas XI Program IPA
56
havers mengangkut zat fosfor dan kalsium menuju matriks
sehingga matriks tulang menjadi keras. Kekerasan tulang diperoleh
dari kekompakan sel-sel penyusun tulang.
Apabila matriks tulang berongga, maka akan membentuk
tulang spons, contohnya tulang pipih. Sedangkan, jika matriks
tulang menjadi padat dan rapat, maka akan terbentuk tulang
keras atau tulang kompak, contohnya tulang pipa.
Tulang pipa berbentuk tabung dengan kedua ujung
membulat. Sebagian besar terdiri atas tulang kompakta dan
sedikit tulang spongiosa serta sumsum tulang pada bagian
dalamnya. Rongga sumsum tulang dan rongga tulang spongiosa
mengandung sumsum tulang kuning (terdiri atas sel lemak) dan
sumsum tulang merah (tempat pembentukan sel darah merah).
Proses osifikasi pada tulang pipa terjadi dalam beberapa
tahap, yaitu:
a.
Penulangan diawali dari tulang rawan yang banyak
mengandung osteoblas. Bagian yang paling banyak
mengandung osteoblas adalah epifisis dan diafisis.
b.
Terjadi perkembangan pusat osifikasi primer yang disertai
dengan perluasan
bone collar
.
c.
Pada bagian sentral tulang terjadi perombakan sel-sel
tulang (reabsorpsi tulang) sehingga pembuluh darah mulai
masuk dan terbentuk rongga sumsum tulang.
d.
Pembentukan pusat osifikasi sekunder muncul pada setiap
epifisis. Osifikasi sekunder ini menyebabkan pemanjangan
tulang.
Pada manusia, kerangka tubuh (skeleton) dibagi menjadi
skeleton aksial dan skeleton apendikuler. Skeleton aksial meliputi
tengkorak, tulang belakang, tulang dada, dan tulang rusuk.
Sedangkan, skeleton apendikuler terdiri atas tungkai atas dan
anggota gerak atas, serta tungkai bawah dan anggota gerak bawah.
3. Skeleton (Kerangka Tubuh)
Gambar 4.3
Proses osifikasi tulang panjang
yang diawali dari tulang rawan
terlebih dahulu
“Model”
kartilago
hialin
Sentral
osifikasi
primer
Cakra epifisis
Periosteum
Tulang kompak
Periosteum
Pembuluh darah
Sentral
osifikasi
sekunder
Rongga sumsum tulang
Artikulasi
Tulang spons
Sumber: Image.google.co.id
Bab 4 Sistem Gerak pada Manusia
57
a.
Skeleton aksial
1)
Tulang tengkorak
Tulang tengkorak terdiri atas 28 buah tulang. Tulang ini
mempunyai fungsi yang amat penting, yaitu melindungi otak,
mata, dan telinga bagian dalam. Tulang tengkorak yang lain
berfungsi membentuk wajah, seperti tulang pipi (
os zigomatikus
),
tulang hidung (
os natalis
), tulang rahang atas (
os maksila
), dan
tulang rahang bawah (
os mandibularis
). Tulang tengkorak
berhubungan dengan bagian atas tulang belakang (tulang
leher).
Gambar 4.4
Kerangka tubuh manusia
Gambar 4.5
Tulang tengkorak
Mandibula
Tulang selangka
Sternum
Humerus
Tulang leher
Tengkorak
Skapula
Tulang punggung
Tulang pinggang
Rusuk
Ilium
Sakrum
Ischium
Femur (tulang paha)
Patela (lutut)
Tibia (tulang kering)
Fibula (tulang betis)
Radius
Ulna
Tulang frontal
Tulang parietal
Tulang baji
Tulang temporal
Tulang hidung
Tulang zigomatikus
Maksila
Mandibula
Tulang parietal
Tulang
temporal
Tulang
oksipital
Tulang frontal
Tulang baji
Tulang etmoid
Sumber: Image.google.co.id
Sumber: Image.google.co.id
Biologi untuk SMA/MA kelas XI Program IPA
58
2)
Tulang belakang
Tulang belakang terdiri atas 33 buah ruas
tulang yang dapat dibagi menjadi beberapa
bagian, yaitu:
(a) 24 ruas
vertebrae
(tulang belakang) yang
terdiri atas: 7 ruas
vertebrae servical
(tulang
leher), 12 ruas
vertebrae
torasik (tulang
punggung), dan 5 ruas
vertebrae
lumbaris
(tulang pinggang).
(b) 5 ruas
sacrum
(tulang kelangkang)
(c) 4 ruas
coccyx
(tulang ekor)
Ruas-ruas pada tulang
sacrum
dan tulang
coccyx
telah menyatu semenjak masa embrio.
Tulang belakang terdiri atas
carpus
(badan) yang
memiliki tiga tonjolan spinalis (
procesus spinalis
),
yaitu
prosesus tranversus
,
procesus anterior
dan
procesus posterior
.
3)
Tulang dada dan tulang rusuk
Tulang dada (
sternum
) terdiri atas kepala
(
capit
), badan (
korpus
), dan ekor (
procesusxip
hoideus
). Pada tulang dada melekat tulang rusuk
(
costae
) yang terdiri atas 7 pasang tulang rusuk
sejati, 3 pasang rusuk palsu dan 2 pasang rusuk
melayang. Tulang dada beserta tulang rusuk dan
tulang punggung membentuk rongga dada yang
di dalamnya terdapat organ penting, seperti
paru-paru dan jantung.
b.
Skeleton apendikular
1)
Tungkai atas
Tungkai atas terdiri atas tulang selangka (
clafikula
), tulang
belikat (
stapula
), tulang lengan atas (
humerus
), tulang hasta
(
ulna
), tulang pengumpil (
radius
),
8 buah tulang pergelangan tangan
(karpal), 5 buah tulang telapak
tangan (
metakarpal
), dan 14 buah
tulang jari (
falanges
).
Gambar 4.6
Susunan tulang belakang
Gambar 4.7
Tulang dada dan tulang rusuk
Gambar 4.8
(a) tulang anggota atas
(b) tulang anggota bawah
Tulang dada
Tulang rusuk
Metakarpal
Falanges
Karpal
Radius
Ulna
Humerus
Femur
Patela
Tibia
Fibula
Tarsal
Metatarsal
Falanges
Tulang leher
Tulang dada
Tulang pinggang
Tulang kelangkang
Tulang ekor
Lengkung
leher
Lengkung
dada
Lengkung
pinggang
Lengkung
kelangkang
(a)
(b)
Sumber: Image.google.co.id
Sumber: Image.google.co.id
Sumber: Image.google.co.id
Bab 4 Sistem Gerak pada Manusia
59
2.
Tungkai bawah
Tungkai bawah terdiri atas tulang pinggul atau
pelvic
(yang
dibedakan menjadi
ilium
,
pubis,
dan
ischium
), tulang paha
(femur), tulang tempurung lutut (patella), tulang betis (fibula),
tulang kering (tibia), tulang pergelangan kaki (tarsal), tulang
telapak kaki (metatarsal), dan tulang jari kaki (falanges). Pada
tulang telapak kaki terdapat satu tulang yang berukuran besar,
yaitu tulang tumit (kalkanius).
Dalam membentuk rangka tubuh, tulang yang satu
berhubungan dengan tulang yang lain melalui jaringan
penyambung yang disebut
persendian
. Pada persendian terdapat
cairan pelumas (cairan sinofial). Otot yang melekat pada tulang
oleh jaringan ikat disebut
tendon
. Sedangkan, jaringan yang
menghubungkan tulang dengan tulang disebut
ligamen
.
Persendian dapat dikelompokkan menjadi sinartrosis,
amfiartrosis, dan diartrosis. Mari cermati uraian berikut ini.
a.
Sinartrosis
Persendian yang tidak memungkinkan terjadinya
pergerakan disebut
sinartrosis
. Tulang-tulang dipersatukan oleh
jaringan tulang, contohnya pada tulang-tulang kepala.
b.
Amfiartrosis
Persendian tulang dengan gerakan yang sangat terbatas
disebut
amfiartrosis
. Amfiartrosis dibagi menjadi dua macam, yaitu
sinkondrosis
dan
sindesmosis
. Sinkondrosis ialah persendian yang
dihubungkan oleh tulang rawan hialin. Contoh sinkondrosis pada
pelekatan tulang dada dan tulang iga. Sedangkan, sindesmosis
ialah persendian yang dihubungkan oleh jaringan penyambung.
c.
Diartrosis
Diartrosis merupakan hubungan antara tulang yang satu
dengan yang lain, yang dihubungkan oleh persendian.
Persendian yang menyebabkan gerakan bebas dan mobilitasnya
cukup besar, biasanya terjadi pada tulang-tulang panjang.
Ujung tulang-tulang ini ditutupi oleh tulang rawan dan
terdapat rongga sinofial yang berisi cairan sinofial untuk
memudahkan gerakan. Persendian ini ditutupi oleh
pembungkus jaringan fibrosa.
Persendian diartrosis dapat dibagi menjadi beberapa
macam sendi, yaitu:
1
)
Sendi putar
Persendian yang memungkinkan adanya gerakan rotasi
4. Artikulasi atau Persendian
Biologi untuk SMA/MA kelas XI Program IPA
60
atau berputar. Hal ini terjadi apabila ujung tulang yang
satu bergerak mengitari ujung tulang yang lain. Contoh
sendi putar adalah tulang tengkorak dengan tulang atlas,
pergelangan tangan, dan pergelangan kaki.
2)
Sendi engsel
Persendian yang menyebabkan gerakan satu arah karena
berporos satu disebut
sendi engsel
. Contoh sendi engsel ialah
hubungan tulang pada siku, lutut, dan jari-jari.
3)
Sendi pelana
Sendi pelana adalah persendian yang membentuk sendi,
seperti pelana, dan berporos dua. Contohnya, terdapat
pada ibu jari dan pergelangan tangan.
4)
Sendi peluru
Sendi peluru adalah persendian yang memungkinkan
gerakan yang lebih bebas. Sendi ini terjadi apabila ujung
tulang yang satu berbentuk bonggol, seperti peluru masuk
ke ujung tulang lain yang berbentuk cekungan. Contoh
sendi peluru adalah hubungan tulang panggul dengan
tulang paha, dan tulang belikat dengan tulang atas.
Gambar 4.9
Macam-macam persendian
Otot
B
Otot merupakan alat gerak aktif, karena otot memiliki
kemampuan untuk berkontraksi. Kontraksi otot ini
menyebabkan tulang yang dilekatinya dapat bergerak. Selain
itu, otot mempunyai peranan dalam memberikan bentuk luar
tubuh bersama dengan rangka.
Otot mempunyai tiga sifat dalam menjalankan tugasnya
sebagai alat gerak aktif, yaitu
kontraksibilitas
,
ekstensibilitas
, dan
elastisitas
. Gerakan otot untuk memendek dari ukuran semula
(kontraksi) sehingga tulang berubah posisi, hal ini disebut
kontraksibilitas. Sedangkan, ekstensibilitas merupakan gerak
kebalikan dari kontraksibilitas, yaitu kemampuan otot untuk
memanjang atau kembali ke ukuran semula (relaksasi) yang
menyebabkan tulang kembali ke kedudukan semula. Sifat ketiga
adalah elastisitas, yaitu kemampuan otot dari berkontraksi
menjadi relaksasi atau sebaliknya.
Secara makroskopis, kumpulan otot diselimuti oleh jaringan
ikat berupa selaput transparan yang dinamakan
fascia
. Ujung-
ujung kumpulan otot tersebut diikat oleh tendon (jaringan ikat
Sendi peluru
Sendi engsel
Sendi putar
Sendi pelana
Sumber: Image.google.co.id
Bab 4 Sistem Gerak pada Manusia
61
Gerakan yang terjadi pada tubuh manusia merupakan
gerakan yang dilakukan oleh otot lurik, otot polos, dan otot
jantung.
a.
Otot lurik
Otot lurik yang disebut juga otot rangka merupakan otot yang
melekat pada tulang rangka sehingga jika otot berkontraksi
menyebabkan tulang bergerak. Otot lurik bekerja dipengaruhi oleh
susunan saraf pusat sehingga sering disebut otot sadar. Inti sel
otot ini berjumlah banyak dan terletak di tepi. Otot ini disebut otot
lurik, karena pada serabut-serabut panjang otot terdapat garis
terang (isotrop) dan garis gelap (anisotropi) secara bergantian.
1
)
Mekanisme gerak otot
Serabut otot lurik terdiri atas kumpulan serabut-serabut
halus yang disebut
miofibril
. Setiap miofilamen longitudinal
terdiri atas sejumlah besar protein miofilamen longitudinal
terdiri atas dua macam, yaitu filamen tebal dan tipis. Filamen
tipis terdiri atas monomer aktin globular yang ada hubungannya
dengan kompleks tropomiosin dan troponin. Filamen tebal
terdiri atas ekor-ekor molekul miosin yang memanjang. Kepala
molekul miosin menjulur ke arah filamen tipis sebagai jembatan
silang yang potensial dapat menghubungkan filamen-filamen
tersebut. Tiap kepala dan ekor disatukan oleh suatu engsel.
Filamen ini disusun sedemikian rupa sehingga satu filamen tebal
dikelilingi oleh enam filamen tipis.
Filamen tebal yang lebih padat berhubungan satu sama lain
dan membentuk pita A yang lebih gelap, dan filamen tipis
membentuk pita I yang lebih terang. Kedua jenis filamen saling
bertumpang tindih sebagian sehingga ada bagian yang lebih padat
dan kurang padat pada pita A. Garis Z tempat bertautnya filamen
tipis, menyeberangi miofibril di pusat pita I. Bagian miofibril yang
terletak antara dua garis Z disebut
sarkomer
. Jika otot lurik
berkontraksi, maka pita I menyempit dan zone H dapat hilang
karena garis Z saling mendekat. Derajat penyempitan pita I
tergantung pada kekuatan kontraksi.
1. Macam-Macam Otot dan Mekanisme Geraknya
antara tulang dan otot) pada tulang. Perlekatan otot pada tulang
ini membagi otot menjadi dua macam, yaitu
origo
dan
insersio
.
Origo adalah pelekatan ujung otot pada tulang yang menyebabkan
otot tidak dapat digerakkan atau sedikit gerak selama otot
berkontraksi. Sedangkan, insersio adalah pelekatan ujung otot pada
tulang sehingga otot dapat digerakkan saat otot berkontraksi.
Biologi untuk SMA/MA kelas XI Program IPA
62
Pada waktu istirahat, tidak ada interaksi antara filamen-
filamen, karena tempat aktif pada filamen aktin tempat kepala
miosin dapat terikat diblokir oleh tropomiosin. Jika sebuah serabut
otot dirangsang (impuls saraf sampai pada ujung suatu neuron),
asetilkolin dilepaskan oleh ujung neuron yang menyebabkan ion
Ca
++
dilepaskan dan bersenyawa dengan troponin dan mengubah
konfigurasinya. Hal ini, menyebabkan serat otot kepala miosin
mengikat diri di tempat aktif filamen aktin menggantikan
tropomiosin yang memblokade tempat aktif tersebut.
2)
Keperluan energi untuk kontraksi otot
Pengikatan dan pelepasan tiap kepala miosin mengguna-
kan satu molekul ATP. Jika persediaan ATP yang di dalam sel
habis terpakai, maka ATP disintesis lagi dari ADP dengan
pemindahan satu gugus fosfat dari fosfat lain yang kaya energi,
yaitu kreatin fosfat pada otot vertebrata. Fosfat kaya energi ini
dibuat dengan metabolisme makanan dalam daur glikolitik dan
asam nitrat.
ATP
→
ADP + Fosfat + Energi
Keratin fosfat
→
keratin + fosfat + energi
Penggunaan energi oleh otot dengan laju kontraksi yang
relatif pelan akan dapat diimbangi oleh pembentukan ATP dari
fosforilasi oksidatif (metabolisme makanan dengan menggu-
nakan oksigen). Jika kebutuhan oksigen tidak terpenuhi, maka
kebutuhan energi dipenuhi dengan glikolisis anaerobik glikogen
(glikolisis gula otot tanpa oksigen) yang menghasilkan ATP dan
asam piruvat. Asam piruvat ini akan diubah menjadi asam
Gambar 4.10
Mekanisme gerak otot lurik
Tendon
Bundel
otot
Sel otot
Miofibril
Nukleus
SARKOMER
Miofibril
Kepala
Ekor miosin
Aktin
Miosin
Miofilamen tipis aktin
Miofilamen tebal miosin
Aktin
Troponin
Tropo miosin
Sumber: Image.google.co.id
Bab 4 Sistem Gerak pada Manusia
63
laktat. Timbunan asam laktat di dalam otot akan menyebabkan
otot menjadi pegal. Jika oksigen tersedia lagi, sebagian besar
asam laktat itu akan diubah menjadi glikogen otot.
Otot yang terus-menerus dirangsang akan meningkatkan
kadar asam laktat di dalam otot sehingga pengembalian asam
laktat menjadi gula otot lambat. Tertimbunnya asam laktat
dalam otot yang berlebihan dan tidak dapat ditoleransi lagi
menyebabkan tetanus atau kejang otot.
b.
Otot polos
Sel otot polos memiliki bentuk memanjang dengan kedua
ujungnya yang runcing dan nukleus terletak di tengah sel otot.
Serat miofibril pada otot polos bersifat homogen dan lebih kecil
dari serabut otot lurik.
Otot polos terdapat pada dinding pembuluh darah, dinding
saluran pencernaan, paru-paru, dan ovarium. Otot ini bersifat
lambat bereaksi dalam menerima rangsang, tetapi tahan
terhadap kelelahan, dan bekerja di bawah pengaruh saraf tak
sadar.
Mekanisme gerak
Mekanisme dasar kontraksi otot polos sama dengan kontraksi
otot lurik. Serabut-serabutnya mengandung aktin dan miosin,
tetapi miofilamen ini tersebar. Serabut otot polos kecil, maka ion
Ca
++
disimpan dalam cairan ekstraseluler. Aktivasi untuk kontraksi
meliputi pemasukan ion Ca
++
dan pembentukan jembatan silang
antara aktin dan miosin. Pada waktu jembatan itu terbentuk,
filamen aktin menarik "benda padat" yang berada di posisi tetap
dalam sitoplasma dan serabut itu memendek.
c.
Otot Jantung
Otot jantung dijumpai hanya pada dinding jantung.
Struktur otot jantung menyerupai otot lurik, tetapi nukleus
terletak di tengah sel dan memiliki percabangan. Setiap
percabangan pada otot jantung terdapat jaringan pengikat yang
disebut
discus interkalaris
. Otot jantung bekerja di bawah
pengaruh saraf tidak sadar, cepat bereaksi terhadap
rangsangan, dan tahan terhadap kelelahan.
Kontraksi otot jantung menimbulkan denyut jantung.
Jantung akan berkontraksi terus-menerus selama organisme
hidup. Pada manusia dewasa normal, jantung berdenyut
sebanyak 72 kali setiap menit.
Gambar 4.11
Otot polos
Sumber: Image.google.co.id
Biologi untuk SMA/MA kelas XI Program IPA
64
Gambar 4.12
Gerak antagonistik otot pada
otot bisep dan trisep
Tendon
Bisep
(kontraksi)
Tendon
Trisep
(relaksasi)
Tendon
Bisep
(relaksasi)
Tendon
Trisep
(kontraksi)
Sumber: Image.google.co.id
Fleksi
Ekstensi
2. Gerakan Antagonistik
Gerakan antagonistik adalah gerak berlawanan antara dua
atau lebih otot yang mengendalikan gerak pada suatu bagian
tubuh. Sebagian besar otot tersusun dalam pasangan yang
antagonis. Contoh gerakan antagonis ini adalah otot bisep dan
trisep pada lengan.
Otot dilekatkan pada tulang oleh tendon. Tendon yang
melekat pada tulang dan tidak menimbulkan gerakan disebut
origo
. Sedangkan, tendon yang melekat pada tulang dan
menimbulkan gerakan disebut
insersio
. Otot bisep memiliki origo
pada skapula dan humerusnya, serta insersio pada tulang
radius. Sedangkan, otot trisep memiliki dua origo pada humerus
dan insersio pada ulna. Jika, otot bisep berkontraksi, maka
lengan bawah akan bergerak menekuk pada siku. Sedangkan,
jika otot trisep berkontraksi, maka lengan bawah akan bergerak
melurus.
Berdasarkan arah geraknya, gerakan antagonis dapat
dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
a.
Fleksi >< Ekstensi
Fleksi merupakan gerak otot fleksor sehingga bagian tubuh
menekuk, misalnya menekuknya lutut dan siku. Sedangkan,
ekstensi merupakan gerakan otot ekstensor untuk meluruskan
kembali bagian tubuh yang telah ditekuk, misalnya meluruskan
kaki atau siku.
b.
Abduksi >< Aduksi
Abduksi adalah gerakan anggota tubuh menjauhi sumbu
tubuh, misalnya merentangkan tangan hingga sejajar dengan
bahu. Sedangkan, aduksi ialah gerakan anggota tubuh
mendekati sumbu tubuh, misalnya menegapkan tangan
kembali setelah direntangkan.
Bab 4 Sistem Gerak pada Manusia
65
Kelainan dan
Penyakit pada
Sistem Gerak
C
Gangguan pada sistem gerak sering dialami oleh tulang,
persendian, dan otot dalam melaksanakan tugasnya. Gangguan
ini dapat terjadi, karena tulang dan otot di dalam tubuh sering
menanggung beban terlalu berat, maupun karena pengaruh
hormon, vitamin, infeksi kuman penyakit, dan lain-lain.
a.
Gangguan fisiologis
Gangguan fisiologis bisa disebabkan karena kelainan fungsi
vitamin atau hormon. Contoh gangguan fisiologis ialah rakhitis,
mikrosefalus, hidrosefalus, akromegali, dan osteoporosis.
(1) Rakhitis ialah penyakit tulang karena kekurangan vitamin
D. Vitamin D berfungsi membantu proses penimbunan zat
kapur pada waktu pembentukan tulang. Jadi, jika
kekurangan vitamin D menyebabkan tulang anggota gerak
berbentuk X atau O.
(2) Mikrosefalus ialah pertumbuhan tulang tengkorak yang
terhambat karena abnormalitas tirosin sehingga ukuran
kepala menjadi kecil.
(3
) Hidrosefalus ialah suatu kelainan yang ditandai dengan
pengumpulan abnormal cairan spinal dan terjadi pelebaran
rongga otak sehingga kepala membesar.
(4) Akromegali ialah penyakit pada tulang
pipa yang menebal karena kelebihan
somatotropin yang bersifat lokal.
(5) Osteoporosis ialah penurunan berat
tulang karena osifikasi dan terjadi
penghambatan reabsorpsi bahan tulang.
Hal ini dapat disebabkan oleh kelainan
fungsi hormon parahormon.
1. Gangguan Tulang
c.
Pronasi >< Supinasi
Pronasi adalah gerakan memutar telapak tangan dan jari
untuk menelungkup. Sedangkan, supinasi adalah memutar
telapak tangan dan jari untuk menengadah.
d.
Depresi >< Elevasi
Depresi adalah gerakan menurunkan anggota tubuh.
Sedangkan, gerakan elevasi adalah mengangkat anggota tubuh.
Gambar 4.13
Osteoporosis (kanan)
Sumber: Image.google.co.id
Biologi untuk SMA/MA kelas XI Program IPA
66
b.
Gangguan fisik
Gangguan secara fisik sering menyebabkan
kerusakan tulang. Kerusakan tulang ini,
contohnya adalah fraktura atau retak tulang.
Retak tulang dapat dibedakan menjadi beberapa
macam, yaitu:
(1)
fraktura
, apabila tulang yang retak tidak
sampai menyebabkan organ lain terluka atau
dapat pula menyebabkan otot dan kulit
terluka.
(2)
Greenstick
, apabila tulang mengalami retak
sebagian dan tidak sampai memisah.
(3)
Komminudet
, apabila tulang mengalami retak
menjadi beberapa bagian tetapi tidak sampai
keluar dari otot.
c.
Gangguan pada tulang belakang
Kedudukan tulang belakang dapat berubah atau bergeser
dari kedudukan normalnya. Kelainan kedudukan tulang
belakang ini ada beberapa macam, yaitu
(
1) Lordosis, jika tulang pinggang melengkung ke depan
sehingga kepala tertarik ke belakang.
(2) Kifosis, jika tulang punggung melengkung ke belakang
sehingga orang menjadi bungkuk.
(3
) Skoliosis, jika tulang belakang melengkung ke kiri atau ke
kanan.
Gangguan persendian dapat diakibatkan oleh berbagai
macam sebab sehingga terjadi gangguan gerak. Gangguan
persendian ini dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1)
dislokasi, pergeseran kedudukan sendi karena perubahan
ligamen,
2)
ankilosis, persendian yang tidak dapat digerakkan; dan
3)
artritis, peradangan pada persendian yang disertai dengan
rasa sakit untuk digerakkan. Arthritis dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu:
(a)
Reumatoid
, yang merupakan penyakit kronis pada
jaringan penghubung sendi.
(b)
Gout arthritis
, yaitu gangguan persendian karena
metabolisme asam urat yang gagal.
(c)
Osteoartritis
, ialah penyakit sendi karena menipisnya
tulang rawan.
2. Gangguan Persendian
Gambar 4.14
Macam-macam retak tulang
Greenstick
Fraktura
Patah tulang
Sumber: Image.google.co.id
Mengapa pengobatan
patah tulang pada anak-
anak lebih cepat
dibandingkan orang
dewasa? Diskusikan
dengan teman
sebangkumu.
Bab 4 Sistem Gerak pada Manusia
67
Otot berperan dalam gerakan sebagai alat gerak aktif. Jika
otot mengalami gangguan, maka sistem gerak juga menjadi
terhambat. Beberapa macam gangguan otot di antaranya
adalah:
a.
Kejang otot, terjadi apabila otot terus-menerus melakukan
aktivitas sampai akhirnya tidak mampu lagi berkontraksi
karena kehabisan energi.
b.
Tetanus, yaitu otot terus menerus mengalami ketegangan
karena infeksi bakteri
Clostridium tetani
yang menghasilkan
toksin.
c.
Atrofi atau miastema grafis, yaitu keadaan otot mengecil
sehingga menghilangkan kemampuan otot untuk
berkontraksi. Hal ini menyebabkan otot mengalami
kelumpuhan.
d.
Supertrofi, yaitu volume otot membesar karena otot setiap
hari dilatih secara berlebihan.
e.
Hernia abdominalis, yaitu otot dinding perut yang lemah
tersobek sehingga letak usus menurun.
f.
Stiff atau kaku leher, yaitu otot leher yang mengalami
peradangan akibat gerakan atau hentakan yang salah
sehingga leher terasa kaku.
3. Gangguan Otot
12345678901234567890123456789012123456789012345678
1
234567890123456789012345678901212345678901234567
8
1
234567890123456789012345678901212345678901234567
8
1
234567890123456789012345678901212345678901234567
8
1
234567890123456789012345678901212345678901234567
8
1
234567890123456789012345678901212345678901234567
8
1
234567890123456789012345678901212345678901234567
8
1
234567890123456789012345678901212345678901234567
8
1
234567890123456789012345678901212345678901234567
8
1
234567890123456789012345678901212345678901234567
8
1
234567890123456789012345678901212345678901234567
8
1
234567890123456789012345678901212345678901234567
8
12345678901234567890123456789012123456789012345678
Kamu telah mempelajari sistem gerak pada manusia. Hal-hal
penting apa sajakah yang harus diketahui dalam mempelajarinya?
Catatlah dalam bentuk rangkuman. Kemudian, tukarlah hasil
rangkumanmu dengan rangkuman teman. Berikan masukan dan saran
pada rangkuman masing-masing.
Apa penyebab kejang
otot? Apa perbedaannya
dengan tetanus?
Diskusikan dengan teman
sebangkumu.
Biologi untuk SMA/MA kelas XI Program IPA
68
Daftar Istilah
Daftar Istilah
Amfiartrosis
=
persendian yang masih memungkinkan terjadinya
sedikit gerakan.
Antagonis
=
kontraksi otot yang berlawanan dengan otot lainnya.
Artikulasi
=
hubungan antartulang atau antarsegmen.
Diartrosis
=
persendian yang dapat digerakkan.
Endoskeleton
=
rangka dalam.
Foramen magnum
=
lubang di tengkorak belakang yang dilewati serabut
saraf.
Fraktura
=
patah tulang tampak luka pada otot.
Kontraksi
= mem
endek dan menegangnya serabut otot karena
adanya rangsang.
Ligamen
=
jaringan ikat atau tulang rawan bersifat elastis yang
membalut persendian.
Osifikasi
=
pembentukan tulang rawan menjadi tulang sejati.
Osteoblas
=
sel pembentuk tulang yang mensekresikan matriks
tulang.
Rawan hialin
= tulang rawan halus yang tampak mengkilat tidak
memiliki serat yang jelas.
Rawan elastis
= jaringan ikat protein penyusun utama serabut elastis
pada pembuluh darah dan ligamen.
Sinergis
= kontraksi otot yang seirama dengan otot lainnya.
Tendon
=
tali serabut berwarna putih yang menghubungkan otot
dengan struktur yang dapat bergerak.
Tetanus
=
keadaan tegang yang terus-menerus pada otot.
Bab 4 Sistem Gerak pada Manusia
69
1. Protein otot aktin dan miosin terdapat
dalam sel otot, yaitu pada bagian ....
a. sarkoplasma
d. sarkomer
b. nukleus
e. plasmolema
c. miofibril
2. Tulang-tulang berikut termasuk
skeleton aksial,
kecuali
....
a. ossternum
d.
osilium
b. oskostae
e. osclavieula
c. oscervicalis
3. Persendian yang menghubungkan
tulang femur dengan fibia tibula
dinamakan sendi ....
a. diartrosis
d.
putar
b. sinartrosis
e.
pelana
c. engsel
4. Tulang-tulang berikut termasuk
penyusun cranium atau tengkorak,
kecuali
....
a. ostemporalis
d. osoksipitalis
b. osparientalis
e. osfrontalis
c. osnasalis
5. Otot yang aktif bekerja biasanya
mengalami rasa pegal yang disebab-
kan oleh ....
a. ATP
d. asam laktat
b. ADP
e. glukosa
c. asam piruvat
6. Keadaan-keadaan berikut dimiliki
oleh otot jantung,
kecuali
....
a. berinti banyak
b. letak inti di tengah
c. mengalami percabangan
d. dipengaruhi saraf sadar
e. cepat mengalami kelelahan
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat di setiap soal-soal berikut.
7. Kelainan tulang belakang yang
melengkung ke arah samping kiri atau
kanan dinamakan ....
a. skoliosis
d. ankoliosis
b. kifosis
e. diskolasi
c. lordosis
8. Biseps dan trisep merupakan otot
yang bekerja secara antagonis dan
biseps bersifat berikut,
kecuali
....
a. fleksor
b. membengkokkan lengah bawah
c. memiliki dua insertio
d. memiliki dua origo
e. memiliki satu insertio
9. Berikut ini merupakan kelainan
tulang akibat kelainan fisiologis,
kecuali
....
a. aktromegali
d. rakhitis
b. osteoporosis
e.
fraktura
c. osteomalasia
10. Berikut ini merupakan sifat-sifat otot
rangka,
kecuali
....
a. berkontraksi cepat
b. cepat lelah
c. dipengaruhi saraf pusat
d. letak inti di tengah
e. miofibril tidak homogen
11. Energi yang diperlukan agar terjadi
gerak pada otot berasal dari ....
a. ATP
d. ADP
b. glukosa
e. protein
c. saraf
12. Yang disebut alat gerak aktif adalah
....
a. otot
d. tulang dan saraf
b. tulang
e. saraf
c. tulang dan otot
Mari Berkompetensi
Mari Berkompetensi
Biologi untuk SMA/MA kelas XI Program IPA
70
1. Jelaskan bagaimana pembentukan tulang pipa dan pemanjangannya.
2 . Tuliskanlah dua macam kerangka tubuh (skeleton) dan tulang-tulang penyusunnya.
3 . Tuliskanlah lima macam sendi pada persendian diartosis.
4 . Jelaskan mekanisme gerak pada otot lurik dan kebutuhan energinya.
5. Tuliskanlah gangguan-gangguan yang dapat terjadi pada tulang, persendian, dan
otot.
B. Jawablah soal-soal berikut dengan singkat dan jelas.
13. Kelelahan otot menyebabkan otot
kejang. Keadaan ini disebut ....
a. kram
d. kontraksi
b. tetanus
e.
relaksasi
c. atropi otot
14. Pertumbuhan tulang tengkorak
terhambat karena abnormalitas tirosin
disebut ....
a. hidrosefalus
d. osteoporosis
b. mikrosefalus
e. rakhitis
c. akromegali
15. Penyakit pada tulang pipa yang menebal
karena kelebihan somatotropin disebut
....
a. hidrosefalus
d. osteoporosis
b. mikrosef
alus
e. rakhitis
c. akromegali